BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Maka dari itu
diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir
adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi
yang sering kita temui yaitu muntah dan gumoh. Jika salah satu dari masalah
tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi
lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus
karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada
masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang
dengan sendirinya.
Oleh karena dalam makalah ini akan membahas
muntah pada bayi, serta
penanganan yang sesuai agar tidak menimbulkan dampak lainnya. Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang masalah pada bayi.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai
patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan muntah pada bayi dan anak
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
muntah dan gumoh pada bayi.
2.
Untuk mengetahui penyebab dari
muntah dan gumoh pada bayi.
3.
Untuk mengetahui tanda dan gejala
dari muntah pada bayi.
4.
Untuk mengetahui cara menangani,
muntah pada bayi.
5. Untuk
mengetahui asuhan keperawatan muntah pada bayi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1.
Defenisi
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara paksa melalui
mulut disertai kontraksi lambung dan abdomen. Pada anak biasanya sulit untuk
mendiskripsikan mual, mereka lebih sering mengeluhkan sakit perut atau
keluhan umum lainnya.
Muntah merupakan suatu cara di mana traktus gastrointestinal
membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas
traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang atau bahkan
sangat terangsang. Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot
lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi,
keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan irama pernafasan.
Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea
yang disertai peristaltik retrograde dari duodenum ke arah antrum lambung atau
secara bersamaan terjadi kontraksi antrum dan duodenum. Muntah timbul bila
persarafan atau otak menerima satu atau lebih pencetus seperti keracunan
makanan, infeksi pada gastrointestinal, efek samping obat, atau perjalanan.
Mual biasanya dapat timbul sebelum muntah.
2. Etiologi
a.
Usia 0 – 2 Bulan :
1)
Kolitis Alergika
Alergi terhadap susu sapi atau susu
formula berbahan dasar kedelai. Biasanya diikuti dengan diare, perdarahan
rektum, dan rewel
2)
Kelainan anatomis dari saluran gastrointestinal
Kelainan kongenital, termasuk
stenosis atau atresia. Manifestasinya berupa intoleransi terhadap makanan pada
beberapa hari pertama kehidupan.
3)
Refluks Esofageal
Regurgitasi yang sering terjadi
segera setelah pemberian susu. Sangat sering terjadi pada neonatus; secara
klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu, atau
bronkospasme.
4)
Peningkatan tekanan intracranial
Rewel atau letargi disertai dengan
distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.
5)
Malrotasi dengan volvulus
80% dari kasus ini ditemukan pada
bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis biliaris.
6)
Ileus mekonium
Inspissated meconium pada kolon
distal; dapat dipikirkan diagnosis cystic fibrosis.
7)
Necrotizing Enterocolitis
Sering terjadi khususnya pada bayi
prematur terutama jika mengalami hipoksia saat lahir. Dapat disertai dengan
iritabilitas atau rewel, distensi abdomen dan hematokezia.
8)
Overfeeding
Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.
Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.
9)
Stenosis pylorus
Puncaknya pada usia 3-6 minggu
kehidupan. Rasio laki-laki banding wanita adalah 5:1 dan keadaan ini sering
terjadi pada anak laki-laki pertama. Manifestasi klinisnya secara progresif
akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.
b.
Usia 2 bulan-5 tahun
1)
Tumor otak
Pikirkan terutama jika ditemukan
sakit kepala yang progresif, muntah-muntah, ataksia, dan tanpa nyeri perut
2)
Ketoasidosis diabetikum
Dehidrasi sedang hingga berat,
riwayat polidipsi, poliuri dan polifagi.
3)
Korpus alienum
Dihubungkan dengan kejadian tersedak
berulang, batuk terjadi tiba-tiba atau air liur yang menetes.
4)
Gastroenteritis
Sangat sering terjadi; sering adanya riwayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti oleh diare dan demam.
Sangat sering terjadi; sering adanya riwayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti oleh diare dan demam.
5)
Intussusepsi
Puncaknya terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan; pasien jarang mengalami diare atau demam dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.
Puncaknya terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan; pasien jarang mengalami diare atau demam dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.
6)
Posttusive
Seringkali, anak-anak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.
Seringkali, anak-anak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.
7)
Pielonefritis
Demam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai riwayat infeksi traktus urinarius sebelumnya.
Demam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai riwayat infeksi traktus urinarius sebelumnya.
3. Manifestasi Klinis
a.
Mual
b.
Muntah
c.
Pusing
d.
Lemah
e.
Anorexia
f.
Dehidrasi
4. Anatomi fisiologi
Lambung
merupakan sebuah kantung muskuler yang berbentuk J yang
letaknya antara esophagus dan usus
halus, bagian superior kiri rongga abdomen
di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena
adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan postur
tubuh.
Regia lambung terdiri dari :
a.
Bagian
jantung : area sekitar pertemuan esofagus dan lambung (gastroesofagus).
b.
Fundus
ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum
kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup
sfingter kardiak
c.
Badan
Lambung
Bagian yang berdilatasi dibawah fundus yang membentuk 2/3 bagian
lambung.
d. Bagian pylorus
Bagian menyempit dibawah lambung dan membuka ke deodenum histologi
dinding lambung
e. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum
kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum
minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.
f.
Oesteum
kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada
bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus,
hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan
relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot
pada dasar esophagus.
Fungsi lambung itu sendiri antara lain :
a. Penyimpanan makanan : kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah
besar sampai makanan dapat terakomodasi dibagian bawah saluran.
b. Produksi kimus : aktifitas
lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair berkadar
asam tinggi berasal dari bolus).
c. Digesti protein : lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin
dan asam klorida.
d. Produsi mukus : mukus dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier untuk
melindungi lambung dari aksi pencernaan dari sekresinya.
e. Produksi faktor intrinsik : glikoprotein yang diekresi oleh
parietal dan vitamin.
5. Patofisiologi
Kemampuan
untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan pengeluaran
toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah
yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo okular, aferen kortikal yang
lebih tinggi, menuju CVC kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi
lambung.
Ada
2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, yaitu :
chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan
central vomiting centre (CVC). CTZ terletak di area postrema pada dasar ujung
caudal ventrikel IV di luar blood brain barrier (sawar otak). Koordinasi pusat
muntah dapat dirangsang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi karena
tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan sistem limbik menuju
pusat muntah (CVC) dan jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau
sistim vestibuloserebelum dari labirin di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia
melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini
menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagus dan visera merupakan
jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna dan
pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade
ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah.
6.
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Darah lengkap
c. Elektrolit serum pada bayi
dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi
d. Urinalisis, kultur urin,
ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan saluran
kemih atau adanya kelainan metabolik.
7.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan hipovolemi
dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat
rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi.
Pada
muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya adalah
dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube
yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukan
konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Terapi farmakologis muntah
pada bayi dan anak adalah sebagai berikut :
a. Antagonis dopamine
Tidak diperlukan pada
muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal karena biasanya merupakan self
limited. Obat-obatan antiemetik biasanya diperlukan pada muntah pasca operasi,
mabuk perjalanan, muntah yang disebabkan oleh obat-obatan sitotoksik, dan
penyakit refluks gastroesofageal.
b. Antagonisme terhadap histamine
(AH1)
Diphenhydramine dan
Dimenhydrinate (Dramamine) termasuk dalam golongan etanolamin. Golongan
etanolamin memiliki efek aAntiemetik paling kuat diantara antihistamin (AH1)
lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk mengatasi mabuk perjalanan (motion
sickness) atau kelainan vestibuler. Dosisnya oral: 1-1,5mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4-6 dosis. IV/IM: 5 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis.
c. Prokloperazin dan
Klorpromerazin
Merupakan derivate
fenotiazin. Dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh
rangsangan pada CTZ. Mempunyai efek kombinasi antikolinergik dan antihistamin
untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan, radiasi dan gastroenteritis
d. Antikolinergik
Skopolamine dapat juga
memberikan perbaikan pada muntah karena faktor vestibular atau stimulus oleh
mediator proemetik. Dosis yang digunakan adalah 0,6 mikrogram/kgBB/ hari dibagi
dalam 4 dosis dengan dosis maksimal 0,3mg per dosis
8.
Komplikasi
a. Komplikasi metabolic
Dehidrasi,
alkalosis metabolik, gangguan elektrolit dan asam basa, deplesi kalium,
natrium. Dehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan lewat muntah
atau masukan yang kurang oleh karena selalu muntah.
b. Gagal Tumbuh Kembang
Muntah
berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gizi karena intake menjadi sangat
berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama, maka akan terjadi kegagalan
tumbuh kembang.
c. Aspirasi Isi Lambung
Aspirasi
bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia. Episode aspirasi ringan berulang
menyebabkan timbulnya infeksi saluran nafas berulang.
d. Mallory Weiss syndrome
Merupakan
laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung.
e. Peptik esofagitis
Akibat
refluks berkepanjangan pada muntah kronik menyebabkan iritasi mukosa esophagus
oleh asam lambung.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Sifat dan ciri muntah akan membantu
mengetahui penyebab muntah. Muntah proyektil dapat dikaitkan dengan adanya
obstruksi gastrointestinal atau tekanan intrakranial yang meningkat. Muntah
persisten pada neonatus dapat dicurigai ke arah kelainan metabolik bawaan
ditambah dengan adanya riwayat kematian yang tidak jelas pada saudaranya dan
multipel abortus spontan pada ibunya.
2) Bahan muntahan dalam bentuk apa yang
dimakan menunjukkan bahwa makanan belum sampai di lambung dan belum dicerna
oleh asam lambung berarti penyebab muntahnya di esofagus.
·
Muntah yang mengandung gumpalan susu yang tidak berwarna
coklat atau kehijauan mencerminkan bahwa bahan muntahan berasal dari lambung.
·
Muntah yang berwarna kehijauan menunjukkan bahan muntahan
berasal dari duodenum di mana terjadi obstruksi di bawah ampula vateri.
·
Bahan muntahan berwarna merah atau kehitaman (coffee ground
vomiting) menunjukkan adanya lesi di mukosa lambung.
·
Muntah yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan robekan
pada mukosa daerah sfingter bagian bawah esofagus yang menyebabkan muntah
berwarna merah kehitaman (Mallory Weiss syndrome).
3) Jenis dan jumlah makanan atau
minuman sebelum muntah (ASI atau susu formula, makanan atau minuman lainnya),
kehilangan berat badan, miksi terakhir dan perubahan perilaku harus dicermati.
4) Apakah ada riwayat alergi atau
intoleran makanan dan pengobatan sebelumnya, apakah anak mengalami gejala lain
seperti nyeri kepala, diare atau letargi.
5) Tanyakan kondisi medis anak
sebelumnya, riwayat pembedahan, dan sumber air minum dan apakah anak sebelumnya
mengkonsumsi makanan yang mungkin telah tercemar.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda dehidrasi yaitu
ubun-ubun yang cekung, turgor kulit kembali lambat/sangat lambat, mulut kering,
air mata yang kering,berkurangnya frekuensi miksi (kurang dari satu popok basah
dalam enam jam pada bayi) atau anak dengan denyut jantung cepat (bervariasi,
tergantung umur anak) sehingga dapat dinilai derajat dehidrasi untuk penatalaksanaan
selanjutnya.
2) Iritasi peritonium dicurigai pada
anak yang menahan sakit dengan posisi memeluk lutut, perlu diperiksa adanya
distensi, darm countour dan darm steifung, peningkatan serta bising usus.
3) Teraba massa, organomegali, perut
yang lunak atau tegang harus diperhatikan dan diperiksa dengan seksama. Pada
pilorus hipertrofi akan teraba massa pada kuadran kanan atas perut.
4) Intususepsi biasanya ditandai dengan
perut yang lunak, masa berbentuk sosis pada kuadran kanan atas dan ada bahagian
yang kosong pada kuadran kanan bawah (Dance sign)
5) Rectal toucher, penurunan tonus sfingter
ani, dan feses yang keras dengan jumlah yang banyak pada ampula menandakan
adanya impaksi fekal. Konstipasi akan meningkatkan tonus sfingter ani, dan
ampula yang kosong menandakan Hirschsprung disease.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan
berhubungn dengan kehilangan volume cairan aktif.
b. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi.
c. Ketidak seimbangan
elektrolit berhubungan dengan dehidrasi
d. Nyeri berhubungan dengan
iritasi pada saluran pencenaan
3. Intervensi Keperawatan
No.
|
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif.
|
a. dehidrasi teratasi
b. hidrasi yang adekuat
|
Manajemen cairan
a. Observasikhususnya terhadap
kehilangan cairan yangtinggi
b. Pantau status hidrasi
c. Pantau intake output
d. Berikan terapi IV
|
2.
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
|
a. Menunjukan status gizi yang
adekuat
b. Berat badan dalam batas normal
|
Manajemen Nutrisi
a. kaji adanya alergi makanan
(susu formula)
b. anjurkan pada orangtua bayi
untuk memberikan ASI eksklusif
c. ajarkan pada orangtua tentang
pentingnya memilih kudapan yang sehat
d. ajarkan orangtua mengenai
nutrisi yang diperlukan pada setiap tahap perkembangan
|
3.
|
Ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan dehidrasi
|
Keseimbangan kadar elektrolit
dalam tubuh
|
Manajemen electrolit
a. Hitung kebutuhan rumatan anak
setiap hari
b. Berikan terapi IV
c. Pantau hasil labor yang terkait
dengan electrolit serum
|