BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psoriasis merupakan sejenis
penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu
cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau
timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang
biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit
pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari,
(bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Psoriasis dapat dijumpai di
seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segiumur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap
dijumpai pada dewasa.
Di dunia, penyakit kulit ini
diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi
psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit
ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena.
Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan.
Tidak ada fakta yang menunjukkan
bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria
maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk terserang penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah Definisi Psoriasis?
2.
Apakah Etiologi Psoriasis
3.
Apa Manisfestasi klinik Psoriasis?
4.
Bagaimana Patofosiologi Psoriasis?
5.
Bagaimana Penatalaksanaan dan Asuhan
Keperawatan Psoriasis?
C. Tujuan Penulisan
Dengan makalah
ini di harapkan pembaca khususnya mahasiswa mampu memahami tentang Definisi, Etiologi, Manisfestasi klinik, Patofosiologi, Kompikasi, Penatalaksanaan, serta asuhan
keperawatan Psoriasis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Penyakit
1. Definisi
Psoriasis adalah ganggguan kulit
yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama penyakit
papulosquamoas.(Price, 1994).
Psoriasis adalah penyakit inflamasi
kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas ditandai dengan papula atau
plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama tebal berlapis-lapis,
berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak / mika. Psoriasis adalah
penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel
epidermis terjadi 6-9 x lebih besar
daripada kecepatan sel normal.±dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne).
Psoriasi adalah suatu penyakit
peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya mengalami proses pergantian
kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam
jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh
mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat
dengan baik. (Effendy, 2005)
Psoriasis penyakit kulit
kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas
tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat.(Siregar, 2005).
2. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga
penyakit ini diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita
psoriasis timbul secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya
faktor pencetus antara lain:
a. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada
tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas operasi, bekas
vaksinasi, dan sebagainya.Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme fenomena
Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya trauma.
b. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi
Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga
timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang
setelah infeksinya sembuh
c. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh
pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.
d. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas
dan menopause.Psoriasis cenderung membaik selama kehamilan dan kambuh serta
resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.Kadang-kadang psoriasis
pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron
dosis tinggi.
e. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari
bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada beberapa penderita sinar
matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.Pengobatan fotokimia
mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
f. Metabolik
g. Hipokalsemia dapat menimbulkan
psoriasis.
h. Obat-obatan
·
Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang
dapat memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
·
Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis
tinggi dapat menimbulkan efek “withdrawal”.
·
Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan
depresi telah diakui sebagai pencetus psoriasis.
·
Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk
psoriasis.
·
Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan
progesteron dapat menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.
i. Berdasarkan penelitian para dokter,
ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara
lain adalah :
·
Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya
pada saat gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu
sering pada saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian
digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.
·
Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan
antibiotik.
·
Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
·
Emosi tak terkendali.
·
Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas
dan kulit menjadi merah , misalnya mengandung alcohol.
3.
Manifestasi Klinis
a. Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
b. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak)
dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama
berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada
psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit ,
misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan
psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga
dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau
nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
5.
Patofisiologi
Patogenesis
terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
a. Terjadi peningkatan “turnover”
epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada kulit normal memerlukan
waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga gambaran klinik tampak
adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu pematangan sel-sel epidermis
tidak sempurna.
b. Adanya faktor keturunan ditandai
dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana terdapat penyembuhan dan
kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-tempat tertentu.
c. Perubahan-perubahan biokimia yang
terjadi pada psoriasis meliputi:
1) Peningkatan replikasi DNA
2) Berubahnya kadar siklik nukleotida.
3) Kelainan prostaglandin dan
prekursornya
4) Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya
sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan
kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan
kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian
kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari
peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang
bersangkutan.Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih)
merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan
psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe
dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic
psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku bagian luar,
lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang
di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan
histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya
penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah
dermis bagian atas.Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.Sel-sel
yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan
epidermis yang menebal.Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini
menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang
berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini
agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal,
terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) sikli.
Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini.Peranan setiap
kelainan tersebut dalam mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat
dimengerti secara jelas.
6.
Pemriksaan Penunjang
a. Biopsi sel
7.
Penatalaksanaan
Ada tiga terapi yang standar:
topikal, intralesi dan sistemik.
a. Terapi
topical
reparat yang dioleskan secara
topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa
mempengaruhi jaringan lainnya.
1) Formulasi
ter
Mencakup losion, salep, pasta, krim
dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap
pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.
2) Anthralin
Preparat
(Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak psoriatik
yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter
lainnya.
3) Kortikosteroid
Topikal dapat dioleskan untuk
memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang
diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan
penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
b. Terapi
intralesi
Penyuntikan
triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung
kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi dan
resisten terhadap bentuk terapi lainnya.
c. Terapi
sistemik
1) Metotreksat
2) Hidroksiurea
3) Siklosporin
A
4) Retinoid
oral
5) Fotokemoterapi
6) Terapi
PUVA
7) Terapi
sinar ultraviolet B (UVB)
8) Etretinate
(Tergison)
B. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a. Identitas
Dalam identitas biasanya mencakup nama, umur,
alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.
b. Keluhan utama
Tanyakan apa yang dirasakan oleh klien saat dibawa ke rumah
sakit
c. Riwayat Kesehatan sekarang
·
Tanyakan mulai kapan gejala timbul
·
Tanyakan perjalanan penyakit, apakah terus menerus dari
ringan, sedang, sampai berat
·
Apakah keluhan dirasakan hilang timbul
·
Tanyakan apakah pada saat/musim tertentu
·
Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan
tertentu
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
·
Tanyakan pada klien apakah pernah menderita penyakit ini
sebelumnya
·
Tanyakan pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya
dan bagaimana hasilnya
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
·
Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti
yang diderita klien
·
Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien
f. Pola Nutrisi Metabolik
·
Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa
kali sehari makan
·
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas
·
Jenis makanan yang disukai
·
Napsu makan menurun
·
Muntah-muntah
·
Penurunan berat badan
·
Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan
·
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal,
rasa terbakar atau perih.
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
b. Gangguan Body image berhubungan
dengan ketakutan perubahan bentuk tubuh
c. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
sekunder akibat penyakit psoriasis
d. Gangguan konsep diri berhubungan
dengan krisis kepercayaan diri
3. Intervensi
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal
sekunder akibat psoriasis
|
Tujuan :
Kerusakan
integritas kulit dapat teratasi
KH
:
a. Area terbebas dari infeksi lanjut
b. Kulit bersih, kering, lembab.
|
a.
Kaji keadaan kulit
b.
Kaji keadaan umum dan observasi TTV
c.
Kaji perubahan warna kulit
d.
Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan
kering
e.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat – obatan
|
2.
|
Gangguan
Body image berhubungan dengan ketakutan perubahan bentuk tubuh
|
Tujuan :
Ketakutan
teratasi
KH
:
a.
Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan
fisiologis
b.
Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak
efektif
c.
Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.
|
a.
Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis
b.
Gunakan sentuhan sebagai toleransi
c.
Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaptif
digunakan
d.
Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya
e.
Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal
f.
Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa
takutnya
|
3.
|
Ansietas
yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit
psoriasis
|
Tujuan :
Ansietas
dapat diminimalkan sampai dengan diatasi
KH :
a. Pasien tampak rileks
b. Pasien mendemonstrasikan
/menunjukan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber secara
efektif
c. Tanda-tanda vital normal
d. Pasien melaporkan ansietas
berkurang sampai tingkat dapat diatasi
|
a.
Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab
b.
Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
c.
Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan
dorongan ekspresi yang bebas misalnya marah, takut, ragu
d.
Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
e.
Diskusikan perilaku koping alternatif dan teknik pemecahan
masalah
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psoriasis
adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang
dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.( Price, 1994).
Psoriasis
adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi
sel-sel epidermis terjadi 6-9 x lebih
besar daripada kecepatan sel normal.±dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne).
Etiologi dari psoriasis yaitu Trauma, Infeksi, Iklim, Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan
pada musim penghujan akan kambuh, Faktor endokrin, Sinar matahari, Metabolik, Hipokalsemia dan obat-obatan dapat menimbulkan psoriasis.
B. Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar