BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kanker ovarium
merupakan suatu kanker yang belum diketahui penyebabnya.Kanker Ovarium sering
ditemukan wanita yang berumur 40 - 74 tahun. Penyebaran suatu kanker ovarium
bisa menyebar kebagian yang lain,seperti daerah panggul dan perut melalui getah
bening dan melalui peredaran darah untuk menuju kehati dan paru-paru.
Karsinoma
ovarium adalah jenis epitel adalah penyebab utama kematian akibat kanker
ginekologi diamerika serikat. Pada tahun 2003 diperkirakan terdapat 25.400
kasus kanker dengan 14.300 kematian yang mencakup kira- kira 5% dari semua
kematian wanita karena kanker.
Meskipun
mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial,kanker ovarium dapat juga
berasal dari sel yang terdapat diovarium. Tumor ovarium yang berasal dari sel
germinal yang kelasifisikan sebagai disgerminoma dan teratoma sedangkan tumor
ovarium yang berasal dari sel folikel di kelasifisaikan sebagai sex cord
stromal terutama tumor sel granulosa dan tumor yang berasal dari stroma ovarium
adalah sarkoma. Akan tetapi angka kejadian tumor ovarium non epitelial kecil
sekali sehingga dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium.
Kanker ovarium
jarang ditemukan pada umur dibawah 40 tahun . Angaka kejadian meningkat dengan
makin tuanya usia 15 – 16 per 100.000 pada usia 40 -44 tahun menjadi paling
tinggi dengan angka kematain 57 per 100.000 pada usia 70 – 74 tahun.Usia median
saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48 % penderita berusia diatas 65 tahun.
Pada tahun
2005, Masyarakat kanker Amerika memperkirakan bahwa 22.220 kasus baru kanker
ovarian akan bisa di diagnosa, dan itu kan membunuh 16.200 wanita. Hanya 77%
kasus yang mempunyai tingkat nilai survival 1 tahun, 44% kasus yang mempunyai
tingkat nilai suvival 5 tahun. Dan hanya 19% kasus saja kasus yang di diagnosa
sebelum metastasis terjadi. Hal tersebut disebabkan Oleh karena ketiadaan
adanya deteksi dini peyakit dan kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga
menyebabkan angka kematian yang sebabkan oleh kanker Ovari meningkat.
Karena belum
ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium 70% kasus ditemukan kasus
pada keadaan yang sudah usia lanjut yakni tumor yang menyebar jauh dari
ovarium.
Kebanyakan
dari khasus keganasan pada ovarium terdeteksi saat sudah memasuki stadium
lanjut sehingga saat diketahui sudah parah. Biasanya orang yang menderit Ca
Ovarium tampak kurus dan perut asites. Karena proses perjalanan penyakit yang
ditmbulkan dari kanker tersebut, sehingga penderita mengalami anorexia atau
tidak nafsu makan karena mual dan muntah. Sedangkan asites itu sendiri
ditimbulkan akibat dari cairan tumor dan tumor itu sendiri.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa Definisi Ca Ovarium?
2.
Apa saja Etiologi Ca Ovarium?
3.
Apa saja Manifestasi Klinis Ca Ovarium?
4.
Bagaimana Patofisiologi Ca Ovarium?
5.
Bagaimana Anatomi fisiologi sistim reproduksi reproduksi?
6.
Apa saja Klasifikasi, stadium dan derajat Ca Ovarium?
7.
Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Ca
Ovarium?
8.
Bagaimana Cara pencegahan Ca Ovarium?
9.
Bagaimana Asuhan keperawatan Ca Ovarium?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mampu menjelaskan definisi Ca Ovarium
2.
Mampu memahami etiologi Ca Ovarium
3.
Mampu menjelaskan manifestasi klinis Ca Ovarium
4.
Mampu Memahami patofisiologi Ca Ovarium
5.
Mampu menjelaskan Klasifikasi, stadium danderajat Ca Ovarium
6.
Mampu menjelaskan cara pencegahan Ca Ovarium
7.
Mampu memahami penatalaksanaan Ca Ovarium
8.
Mampu membuat asuhan keperawatan Ca Ovarium
D. Manfaat
Penulisan
Setelah
membuat makalah ini kelompok dapat memahami tentang Kanker Ovarium dan asuhan
keperawatan terhadap klien dengan Kanker Ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Penyakit Ca Ovarium
1. Definisi
Kanker indung
telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain,
panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh
darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa
dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.
(Wingo, 1995).
Kanker indung
telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari
sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium
disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya
sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang
sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo
N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005).
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut
dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau
indung telur.dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
2.
Etiologi
Penyebab kanker ovarium
belum diketahui secara pasti. Akan
tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
a.
Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel
epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses
penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
b.
Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat
menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
c.
Faktor Risiko
Diet tinggi lemak, merokok, alcohol, penggunaan bedak talk
perineal, riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium, riwayat keluarga
dengan kanker payudara atau ovarium, nulipara, infertilitas, menstruasi dini, tidak
pernah melahirkan.
3.
Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak
menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan
tidak spesifik.
a.
Stadium Awal
Gangguan haid, Konstipasi (pembesaran tumor ovarium
menekan rectum), Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria), Nyeri spontan
panggul (pembesaran ovarium), Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan
daerah panggul).
b.
Stadium Lanjut
Penyebaran ke omentum (lemak perut), Perut membuncit, Kembung
dan mual, Gangguan nafsu makan, Gangguan BAB dan BAK, Dyspepsia.
4.
Anatomi Fisiologi
a.
Anatomi
Alat kelamin luar :
1)
Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas
simpisis pubis.Mons banyak mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni
sekitar satu sampai dua bulan sebelum wanita haid.
2)
Labia mayora
Labia mayora sangat sensitis terhadap sentuhan, nyeri
dan suhu tinggi.Hal ini di akibatkan adanya saraf – saraf yang menyebar luas,
yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
3)
Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora,
merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang
kearah bawah dari bawah kritoris ddan menyatu dengan fourchette. Sementara
bagiian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan media
labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda kemerahan dan memungkinkan
labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus spesifik.
Kelenjar – kelenjar labia minora juga melumasi vulva.Suplai saraf yang sangat
banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi
erotiknya.Ruangan di antara labia minora disebut vestibulum.
4)
Kritoris
Kelenjar sebasea kritoris menyekresi sigma, suatu
substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon (senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan
anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang
dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Fungsi utama kritoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5)
Prepusium kritoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri
memisah menjadi bagian media dan lateral.Bagian lateral menyatu dibagian atas
kritoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian
media menyatu dibagian bawah kritoris untuk membentuk frenulum. Kadang – kadang prepusium menutupi
kritoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti suatu muara yang dapat disalah
artikan sebagai meatus uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur – struktur dalam vulva
dengan seksama.Usaha memasukan kateter ke daerah yang sensitif ini dapat
menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
6)
Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang
pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di
garis tengah di bawah orifisium vagina.
7)
Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit
antara introitus vagina dan anus.
Alat kelamin dalam :
1)
Ovarium
Sebuah ovarium yang terletak disisi uterus, dibawah
dan di belakang tuba falopi. Ovarium memiliki sal yang sama (homolog) dengan
testisPada pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon
berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk
sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan
sedikit kenyal.Sebelum menarche permukaan ovarium licin.Setelah maturitas
seksual luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat
permukaan nodular menjadi kasar.Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan
hormon dan memproduksi hormon.
2)
Tuba fallopi
Panjang tuba kira – kira 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian
tengah dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari bagian
sel – sel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan yang lain mengeluarkan
sekret. Lapisan mokusa paling tipis saat menstruasi. Tuba fallopi merupakan
jalan bagi ovum. Tonjolan- tonjolan infundibulum yang menyerupai jari (fibria)
menarik ovum kedalam tuba dengan gerakan – gerakan seperti
gelombang.
3)
Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular pipih,
cekung yang Nampak mirip buah pir terbalik.Pada wanita dewasa berat uterus
ialah 60 g (2 ons).Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan padat.
4)
Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu
endometrium.Miometrium dan peritoneum parietalis. Endometrium mengandung banyak
pembuluh darah ialah suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga
lapisan : lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat berongga dan
lapisan dalam padat menghubungkan endometrium dengan miometrium. Miometrium
yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang
membentang ketiga arah (longitudinal, tranversal dan oblik). Peritoneum
palietalis adalah suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih dan
serviks.
5)
Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher.
Panjang serviks sekitar 2,5 – 3 cm. Serviks terutama disusun oleh
jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis.
Serviks pada wania nulipara mempunyai bentuk seperti kumparan yang hampir
seperti kerucut bundar, dan agak padat.Karateristik serviks yang paling
signifikan ialah kemampuannya merenggang pada saat melahirkan anak pervaginan.
6)
Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks.Kanal
uterus pada wanita tidak hamil ditekan oleh dinding otot yang tebal, sehingga
kanal hanya merupakan suatu ruangan potensial, datar dan membentuk segitiga.
7)
Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat
melipat dan mampu merenggang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian
atas vagina, panjang dinding anterior vagina 7,5 cm sedangkan panjang dinding
posterior sekitar 9 cm.
b.
Fisiologi
Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur, masing
- masing di kanan dan kiri rahim.Ovarium terletak pada lapisan belakang
Ligamentum Latum. Ovarium besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira - kira 4 cm, lebar dan tebal kurang lebih 1,5 cm. Sebagian
besar ovarium berada diintraperitoneal dan tidak dilapisi peritoneal. Sebagian
kecil ovarium berada didalam Ligamentum Latum, dan di sini masuk pembuluh darah
darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang
Ligamentum Latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Adapun fungsi ovarium yaitu menghasilkan sel telur (
ovum ) yang matang, menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesterone, dan
ikut serta mengatur siklus haid.
Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :
1)
Korteks disebelah luar yang diliputi oleh Epitelium
Germinativum yang berbentuk kubik, dan didalam terdiri dari : Tunika Albugine,
jaringan ikat di sela - sela jaringan lain, strome, Folikel, de Graaf dal
sel-sel granulosum.
2)
Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma
dengan pembuluh - pembuluh darah, serabut - serabut saraf, dan sedikit otot
polos.
5.
Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer
diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai keluhan makan sedikit
terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk
melakukan implantasi dirongga perut merupakan cirri khas suatu tumor ganas
ovarium yang menghasilkan asites. (Manuaba, 2001 : 400).
Kanker ovarium juga bisa
menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rectum yang dapat menyebabkan
perasaan buang air kecil (dalam pengertian bila bila tidak menderita kanker
ovarium biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada
penderita kanker ovarium ini sekitar 200 cc, dan biasanya dalm frekuensi yang
sering. Apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut
dibagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap
organ-organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri
pada saat senggama, dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor
pecah. Pada usia lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut atau
rongga dada yang dapat menimbulkan keluhan sesak napas, yang kemudian dapat
menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan rongga
perut seperti usus, hati limfa, serta dinding perut.
WOC Ca.Ovarium
Obesitas
Pembesaran massa
kanker Bermetastase mengikuti Bermetastase ke uterus
Peredaran
cairan peritonium
MK: Nyeri Bermetastase di Gangguan motilitas
Produksi asam lambung MK: Gangguan pola
6.
Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi :
a.
Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar
ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak,
namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang
merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari
jenis kanker ovarium.Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas
teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor
yang berpotensi ganas.
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1)
Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2)
Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar,
histologinya bervariasi)
3)
Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan
endometriosisi)
4)
Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5)
Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b.
Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan
ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas,
bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus
endodermal.
Germ cell terdiri atas :
1)
Disgermioma
2)
Mixed germ cell tumor
3)
Teratoma imatur
4)
Koriokarsinoma
5)
Endodermal sinus tumor
6)
Embrional karsinoma
c.
Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium)
Terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah
sertoli-leydig.Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium
yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan.
7.
Stadium Ca Ovarium
Stadium kanker ovarium
primer menurut FIGO (Federation International
of Ginecologies and Obstetricians
) 1987, adalah :
a. Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium
-
Stadium Ia
Pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi
sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
-
Stadium Ib
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas,
tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
-
Stadium Ic : Tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas
berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
b. Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke panggul
-
Stadium IIa : Perluasan atau metastasis ke uterus dan atau
tuba
-
Stadium IIb : Perluasan jaringan pelvis lainnya
-
Stadium IIc : Tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor
dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang
mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
c. Stadium III : Tumor
mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis
dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel
histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
-
Stadium IIIa : Tumor
terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara
histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan
(seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
-
Stadium IIIb : Tumor
mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan
terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening
negativ.
-
Stadium IIIc : Implant di abdoment dengan diameter > 2 cm
dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
d. Stadium IV : Pertumbuhan
mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan
hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan
liver.
Derajat keganasan kanker
ovarium
a.
Derajat 1 : differensiasi baik
b.
Derajat 2 : differensiasi sedang
c.
Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan
derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.
8.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti hanya
ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan dengan :
a.
Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
b.
Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid
dan kristik.
c.
Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes
laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu
atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d.
Penanda tumor (tumor
marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita
kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e.
X-ray
f.
Pencitraan lain
-
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh
tubuh.
-
Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan
cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang
berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
-
CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan
untuk mencitrakan bagian dalam tubuh.
g.
Scanning radioaktif.
h.
Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi,
echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif
untuk memperlihatkan abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan
merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang
suara.
i.
Endoskopi
9.
Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker
ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.Hanya kanker ovarium stadium
awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang)
yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6
seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap
efek samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler.
Metode terapi utama yaitu :
a.
Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal
Melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon
intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di
resesus posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat
yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam
faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur
itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga
abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya.
Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek
buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain
intraperitoneal.
b.
Imunoterapi intraperitoneal
Masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan
obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator,
umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca
injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan.
Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.
c.
Krioablasi argon-helium
Terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer
atau metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi
argon-helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien
jauh lebih keci dibandingkan operasi.
d.
Terapi intra-arteri
Melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai
arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol.
Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium
menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi
argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum
pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan
krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.
Penatalaksanaan yang lain
yaitu melalui operasi pengangkatan :
a.
Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan
pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran
indung telur).
b.
Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan
pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur
di sekitarnya.
c.
Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan
pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur
di sekitarnya.
10.
Pencegahan
Beberapa faktor muncul
untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
a.
Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang
tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50
persen, sesuai dengan ACS.
b.
Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak
menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga
dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
c.
Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Andadiikat
atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang
berada pada risiko
yang sangat tinggi
mengalami kanker ovarium dapat
memilih untuk memiliki
indung telur mereka diangkat sebagai
cara untuk mencegah
penyakit. Operasi ini,
dikenal sebagai profilaksis ooforektomi,
dianjurkan terutama bagi
perempuan yang telah dites
positif untuk mutasi
gen BRCA atau wanita
yang mempunyai sejarah keluarga
yang kuat payudara
dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik
yang telah diidentifikasi.
Studi menunjukkan
bahwa ooforektomi profilaksis
menurunkan risiko kanker ovarium
hingga 95 persen,
dan mengurangi risiko
kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum
menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi,
tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker
ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga
perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka
masih bisamendapatkan yang serupa,
tetapi jarang bentuk
kanker yang disebut
kanker peritoneal primer.
Selain itu, profilaksis
ooforektomi menginduksi menopause
dini, yang dengan sendirinya
mungkin memiliki dampak
negatif pada kesehatan Anda,
termasuk peningkatan risiko
osteoporosis, penyakit
jantung dan kondisi
lain. Jika Anda
sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan
untuk membahas prodan kontra dengan dokter Anda.
11.
Komplikasi
a.
Penyebaran kanker ke organ lain
b.
Progressive function loss of various organs Fungsi progresif
hilangnya berbagai organ
c.
Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
d.
Intestinal Obstructions Usus Penghalang
e.
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur,
termasuk rahim, kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih
jarang, ke paru-paru.
B. Asuhan
Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Amnanesa
-
Identitas
-
Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan
utama
-
Riwayat kesehatan masa lalu : apakah pernaah mederita kanker
payudara, rahim dan lainnya
-
Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
-
Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
-
Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
-
Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah
penyakit diketahui
b.
Pemeriksaan fisik
a.
Aktifitas istirahat
Biasanya klien mengalami kelemahan / keletihan, perubahan
pada pola tidur karna adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri, ansietas, keringat malam dan factor pekerjaan / profesi dengan pemajanan
karsinogen lingkungan , tingkat stress tinggi, pemajanan pada zat kimia, toksik
dan radiasi.
b.
Seksualitas
Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai
banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini. Pada kanker Ovarium terdapat
tanda haid tidak teratur, menopouse dini dan menorrhagia.
c.
Nyeri / ketidaknyamanan
Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat
ringan s/d berat (dihubungkan dengan proses penyakit ), Nyeri tekan pada
payudara, demam, ulserasi.
d.
Makanan/Cairan
Kaji kebiasaan diet buruk (mis. rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), Anoreksia, mual/muntah, intoleransi terhadap makanan, perubahan pada
berat badan. Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang
terus meningkat.
e.
Integritas ego
Faktor stress, merokok, alcohol, menunda mencari
pengobatan, masalah tentang lesi / cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis,
putus asa.
f.
Eliminasi
Pada kanker ovarium Perubahan pada pola defekasi,
misalnya nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri
saat berkemih, sering berkemih, Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen.
g.
Neurosensori
Pusing, sinkope
h.
Interaksi social
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung, riwayat
perkawinan,dukungan dan bantuan, masalah tentang fungsi dan tanggung jawab
peran
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis,
penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
b.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah akibat penekanan usus.
c.
Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan difragma
d.
Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk
abdomen
e.
Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada
daerah pelvis
f.
Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
3.
Intervensi Keperawatan
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Nyeri berhubungan dengan kompresi
serabut saraf daerah pelvis, penekanan perut bagian bawah akibat kanker
metastasis.
|
Tujuan:
Menghilangkan nyeri
KH:
a.
Nyeri teratasi
b.
Klien merasa nyaman
|
Manajemen nyeri :
a.
Kaji nyeri secara komprehensif
b.
Ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
c.
Ajarkan teknik pengendalian nyeri
d.
Kolaborasi pemberian analgetik
e.
Monitor TTV
|
2.
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus.
|
Tujuan :
Status nutrisi terpenuhi
KH :
a.
Peningkatan BB
b.
Nafsu makan klien meningkat
|
Manajemen nutrisi :
a.
Kaji adanya elergi makanan
b.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
c.
Kaji kemampuan mendapatkan nutrisi
d.
Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
e.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jenis makanan
|
3.
|
Gangguan pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penekanan difragma
|
Tujuan :
Kepatenan jalan nafas
KH:
Menunjukkan pola nafas yang efektif
|
Monitor ventilasi
a.
Monitor pola nafas
b.
Monitor status O2
c.
Batasi aktivitas dan
mobilisasi klien
d.
Mengistirahatkan klien dengan
posisi semifowler
e.
Kolaborasi pemberian terapi
oksigen
|
C. Contoh
Kasus
Ny. B ( 54
tahun ) didiagnosa menderita Ca Ovari stadium IIA. Riwayat kehamilan GP3A1.
Masing – masing An. A ( laki – laki 26 tahun ), An. D ( perempuan 22 tahun ),
An. H ( perempuan 18 tahun ). Suami Ny.B ( Tn.G 57 tahun ) bekerja sebagai seorang
admin di sebuah perusahaan. Berdasarkan pengakuan Ny. B saudara sepupu jauhnya
ada yang menderita penyakit kanker, tetapi kanker payudara. Rencanya Ny. B akan
dilakukan operasi untuk mengangkat kankernya 5 hari ke depan. Ny. B mengatakan
terasa sakit di perut bagian bawah kanan dengan skala nyeri 7 dan perutnya
terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil. Klien tampak meringis
menahan sakit dan tampak memegang perutnya, tampak wajah pucat dan keluar keringat.
Belakangan menstruasinya tidak teratur dan sangat sedikit saat menstruasi.
Klien juga mengatakan BB nya turun dari 52 kg menjadi 46 kg 2 bulan terakhir
karena tidak nafsu makan.Tinggi badan klien 165 cm dan klien terlihat kurus dan
kuliatnya terlihat kering. Ny. B juga mengatakan cemas dan takut pada operasi
yang akan dijalaninya dan tentang penyakitnya. Setiap ada perawat yang datang
di kamar, klien selalu bertanya apakah dia bisa sembuh. Klien juga tampak
gelisah dan murung. Saat dilakukan pemeriksaan IMT dan TTV didapatkan hasil
sebagai berikut :
IMT = BB/TB2
=46/(1,65)2=16,89
TD : 100/70 mmHg, Nadi :
110x/menit, RR : 26x/menit, Suhu : 37,70C.
1.
Pengkajian
Nama Mahasiswa : Nadia Filtasari
Tanggal Pengkajian : 20 April 2014
a.
Identitas
Nama : Ny. B
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bukittinggi
Diagnosa
Medis : Ca Ovarium
Penanggung Jawab
Nama : Tn. Eko
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan : Admin di sebuah perusahaan swasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bukittinggi
Hubungan dengan klien : Suami
b.
Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah dan
perutnya terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil.
c.
Riwayat Kesehatan
i.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada
perut bagian kanan bawah, klien juga mengatakan menstruasinya tidak teratur dan
sangat sedikit saat menstruasi. Berat badan klien juga turun karena klien tidak
nafsu makan. Dokter mendiagnosa Ny. B menderita Ca Ovarium stadium II A.
j.
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit
apapun. Hanya klien sering mengeluh masuk angin dan badannya sering pegal-pegal
dan capek. Biasanya klien hanya membeli obat di warung atau di apotek dengan
jenis
k.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan sepupunya pernah menderita kanker
payudara.
d.
Riwayat Obstetri
l.
Riwayat Menstruasi
Menarche : umur
13 tahun Siklus teratur
Banyaknya/Lamanya : 5 hari
HPHT :
Keluhan :nyeri saat hari 1-3 menstruasi
m.
Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB sejak 4 tahun yang lalu dengan
menggunanakan jenis kontrasepsi IUD
e.
Genogram
Keterangan :
= Laki – laki
= Prempuan
= Klien
= Meninggal
f.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
n.
Aktivitas dan latihan
Klien mengatakan aktivitas yang klien kerjakan sebatas
aktivitas yang ringan saja, misalnya menyapu halaman dan membersihkan rumah.
Untuk mengangkat benda berat klien mengeluh semakin nyeri.
o.
Tidur dan istirahat
Sejak mengeluh nyeri pada abdomennya klien mengatakan
sering terbangun saat tidur karena nyeri yang dirasakannya.
p.
Kenyamanan dan nyeri
Klien mengatakan nyeri yang dirasakannya sangat mengganggu.
Saat dilakukanpengkajian nyeri didapatkan :
P : Saat klien beraktivitas
Q : Nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk dan nyeri
terasa seperti ditekan dan panas
R : Abdomen
S : Skala nyeri 7
T : Sekitar 15 menit
q.
Nutrisi
Sejak mengeluh nyeri pada abdomennya klien mengatakan
nafsu makannya kurang. Klien sangat suka mengkonsumsi goreng-gorengan dan
makanan yang dibakar, klien juga suka mengkonsumsi minuman bersoda.
A : Antopometri (BB : 46kg,
TB;165cm, LILA : , IMT;16,89,)
B :
Biokimia (px Lab à Hb :11g/dl , Ht : 45% ,
Albumin : 2,5g/dl)
C : Clinis (penampilan klien : klien terlihat lemah)
D : Diet ( klien makan bubur dengan tinggi kalori dan tinggi
protein)
r.
Cairan, elektrolit dan asam basa.
Klien mengatakan dalam sehari klien hanya minum
sekitar 6 gelas perhari dengan ukuran gelas belimbing ( 200cc ).
Minum 6 gelas/hari = 6 x 200 =
1200 ml
Infus 500cc/7 jam = 7 x 500
= 3500 ml
Air metabolisme = 5/kg BB/hari = 5x46 = 230 ml
Intake =
1200 + 3500 + 230 = 4930
Urine = 3 x 300 = 900ml/hari
Feses = 100ml/hari
IWL =
15/kgBB/hari = 15x46 = 690 ml
IWL = IWL + 200 (suhu sekarang – 370C)
= 690 + 200 +
(37,7-37)
= 890,7
Output
= 900 + 100 + 890,
=
1890,7
BC = Intake
– Output
= 4930 – 1890,7
= 3039,3 ml
pH = 7,4
s.
Eliminasi fekal/bowel
Klien BAB normal dalam sehari 1X, klien mengatakan
jarang sekali menderita diare. Tetapi klien mengatakan akhir-akhir ini klien
sering konstipasi.
t.
Eliminasi urin
Klien tidak mengalami masalah pada saat BAK , hanya
saja akhir-akhir ini saat BAK klien merasa agak nyeri.
g.
Pemeriksaan Fisik
u.
Keadaan umum :
Pasien tampak lemah
v.
Pemeriksaan TTV : TD
: 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit,
RR :
26x/menit, Suhu : 37,70 C.
-
TB/BB :
165 Cm / 52 Kg
-
Kepala
Bentuk kepala klien simetris, tidak terdapat lesi,
tidak ada hematom, rambut klien bersih tidak rontok.
-
Muka
Bentuk muka klien simetris, muka klien nampak pucat
dan berkeringat, tidak ada lesi pada muka klien.
-
Mata
Sklera klien berwarna putih bersih, terdapat sekret
pada mata, konjungtiva anemis.
-
Hidung
Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, tidak
ada lesi juga tidak ada epistaksis, tidak ada polip.
-
Mulut
Pada pemeriksaan bibir klien didapatkan bibir klien
kering, tidak ada stomatitis.
-
Telinga
Pada telinga klien bentuknya simetris, telinga klien
sedikit kotor.
-
Leher
Pemeriksaan leher ,tidak terdapat pembesaran pada
kelenjar thyroid, tidak ada kaku kuduk, reflek menelan baik, dan saat dilakukan
pengukuran JVP didapatkan nilai 2 yang berarti tidak ada pelebaran JVP
-
Torax
·
Paru-Paru
Insfeksi : Bentuk
dada simetris
Palpasi : Vokal
fremitus nya sama antara kanan dan kiri
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bronkovesikuler
·
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak
terlihat
Palpasi : Katup teraba kuat,
katup pulmonal teraba kuat,
katup
trikuspidalis teraba kuat, iktus kordis teraba
kuat.
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 normal.
-
Abdomen
Inspeksi : Abdomen klien
asites
Auskultasi : Peristaltik usus
(+)
Palpasi : Nyeri tekan
(+) dan Keras
Perkusi : Tympani
-
Genetalia
Genitaliaklien warnanya sama dengan warna kulit, tidak
terdapat lesi pada vulva, ada cairan abnormal pada genitalia klien. Pada
palpasi tidak terdapat nyeri.
-
Ekstremitas
Tonus klien lemah, klien tidak bertenaga.
-
Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori.
Kllien juga tidak menggunakan alat bantu peenglihatan dan alat bantu untuk
berjalan. Pendengaran klien masih normal dan tidak mengalami gangguan.
Penciuman klien masih normal.
h.
Riwayat Psikososioal Budaya Dan Spiritual
Psikologis : Klien mengatakan cemas,
klien juga takut terhadap
penyakitnya bisa
sembuh atau tidak.
Sosial : Kehidupan sosial sehari-hari dengan
tetangganya baik.
Klien juga mengikuti arisan di lingkungan
tempat
tinggalnya.
Budaya : Klien menganut Bali yang sangat kuat,
walaupun dirinya
sekarang tinggal di Jawa.
Spiritual : Klien mengatakan bahwa dirinya seorang
pemeluk islam
yang taat. Klien rajin melaksanakan perintah
untuk
beribadah.
i.
Pemeriksaan Penunjang
-
USG : perut dan panggul menunjukkan massa ovarium dan
ascites.
-
Rontgen thorax : didapatkan efusi pleura
-
Pemeriksaan laboratorium
Hb :11g/dl, Ht : 45% , Albumin : 2,5g/dl
-
Pemeriksaan serum CA 125 : 50 U/L ( normal : 35 U/L)
j.
Program pengobatan
Cairan IV : Terpasang
infuse RL
Obat
peroral : Asam mefenamat 500mg
per oral.
Analisa Data
No.
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
1.
|
DO :
-
Klien tampak meringis menahan sakit dan tampak memegang
perutnya
-
Klien terlihat pucat dan mengeluarkan keringat
-
Perut klien terlihat semakin membesar tampak seperti orang
hami
TD : 100/70 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 37,70
C.
DS :
-
Klien mengatakan terasa sakit di perut bagian bawah kanan
-
Skala nyeri klien 7
|
Proses Pertumbuhan/Perkembangan
sel Kanker
|
Nyeri
|
2.
|
DO :
-
Klien terlihat kurus dan kulitnya terlihat kering
-
IMT = 16,89
DS :
-
Klien mengatakan BB nya turun dari 52 kg menjadi 46 kg 2
bulan terakhir karena tidak nafsu makan Ketidak mampuan untuk mencerna
makanan
|
Anorexia, Ketidak
mampuan untuk mencerna makanan
|
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
|
3.
|
DO :
-
Klien tampak gelisah dan murung.
-
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, suhu :
37,70C.
DS :
-
Klien mengatakan cemas dan takut pada operasi yang akan
dijalaninya
-
Setiap ada perawat yang datang di kamar, klien selalu
bertanya apakah dia bisa sembuh. Status kesehatan Cemas
|
Status kesehatan
|
Ansietas
|
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan/perkembangan sel
kanker
b.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia, ketidakmampuan mencerna makanan
c.
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
3.
Intervensi Keperawatan
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Nyeri berhubungan dengan proses
pertumbuhan/perkembangan sel kanker
|
Tujuan:
Menghilangkan nyeri
KH:
Nyeri teratasi
Klien merasa nyaman
|
Manajemen nyeri:
a.
Lakukan manajemen nyeri secara komprehensif
b.
Kaji ketidaknyamanan secara tidak verbal
c.
Ajari untuk menggunakan teknik nonfarmakologi
d.
Anjurkan untuk istirahat/tidur yang adekuat
e.
Monitor manajemen nyeri yang dilakuakn
Pemberian analgetik :
a.
Kaji riwayat alergi
b.
Periksa order obat dosis analgetik yang diberikan
c.
Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik
d.
Tentukan jenis analgetik yang diberikan
e.
Monitor pemberian analgetik selama 24 jam
|
2.
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anorexia, ketidakmampuan mencerna makanan
|
Tujuan :
Status nutrisi terpenuhi
KH :
a.
Peningkatan BB
b.
Nafsu makan meningkat
|
Manajemen nutrisi :
a.
Kaji riwayat alergi terhadap makanan
b.
Anjurkan makan sedikit tapi sering
c.
Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
d.
Kaji makanan yang klien sukai
e.
Berikan informasi tentang nutrisi
|
3.
|
Ansietas berhubungan dengan status
kesehatan
|
Tujuan :
Klien tidak terlihat
cemas dan gelisah
KH :
Berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan
dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya
|
a.
Dengarkan dengan seksama apa
keluh kesah klien
b.
Berikan solusi yang relevan
c.
Berikan informasi tentang
kesehatan klien
d.
Temani klien dalam memutuskan
sesuatu
e.
Berikan humor ringan kepada
klien
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker indung
telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari
sel-sel ovarium atau indung telur.dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.
Penyebab
kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya Hipotesis incessant
ovulation, Hipotesis androgen, Faktor Risiko.
Kanker ovarium
tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi
dan tidak spesifik, Stadium Awal dan Stadium lanjut. Kontrasepsi oral(pil KB).
Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita
yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi
risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
Perempuan yang
berada pada risiko
yang sangat tinggi
mengalami kanker ovarium dapat
memilih untuk memiliki
indung telur mereka diangkat sebagai
cara untuk mencegah
penyakit.
B. Saran
Dengan adanya
makalah ini, pembaca bisa memahami masalah tentang Ca. Ovarium agar dapat
dicegah sedini mungkin dan agar berhati hati dalam pemakaian alat kontrasepsi
KB dan menjaga pola makan dan mengurangi pengonsumsian makanan jenis
karsinogenik yang menjadi pemicu kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar