Hidup adalah perjuangan

Senin, 12 Oktober 2015

Askep Ca Ovarium

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Kanker ovarium merupakan suatu kanker yang belum diketahui penyebabnya.Kanker Ovarium sering ditemukan wanita yang berumur 40 - 74 tahun. Penyebaran suatu kanker ovarium bisa menyebar kebagian yang lain,seperti daerah panggul dan perut melalui getah bening dan melalui peredaran darah untuk menuju kehati dan paru-paru.
Karsinoma ovarium adalah jenis epitel adalah penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi diamerika serikat. Pada tahun 2003 diperkirakan terdapat 25.400 kasus kanker dengan 14.300 kematian yang mencakup kira- kira 5% dari semua kematian wanita karena kanker.
Meskipun mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial,kanker ovarium dapat juga berasal dari sel yang terdapat diovarium. Tumor ovarium yang berasal dari sel germinal yang kelasifisikan sebagai disgerminoma dan teratoma sedangkan tumor ovarium yang berasal dari sel folikel di kelasifisaikan sebagai sex cord stromal terutama tumor sel granulosa dan tumor yang berasal dari stroma ovarium adalah sarkoma. Akan tetapi angka kejadian tumor ovarium non epitelial kecil sekali sehingga dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium.
Kanker ovarium jarang ditemukan pada umur dibawah 40 tahun . Angaka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia 15 – 16 per 100.000 pada usia 40 -44 tahun menjadi paling tinggi dengan angka kematain 57 per 100.000 pada usia 70 – 74 tahun.Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48 % penderita berusia diatas 65 tahun.
Pada tahun 2005, Masyarakat kanker Amerika memperkirakan bahwa 22.220 kasus baru kanker ovarian akan bisa di diagnosa, dan itu kan membunuh 16.200 wanita. Hanya 77% kasus yang mempunyai tingkat nilai survival 1 tahun, 44% kasus yang mempunyai tingkat nilai suvival 5 tahun. Dan hanya 19% kasus saja kasus yang di diagnosa sebelum metastasis terjadi. Hal tersebut disebabkan Oleh karena ketiadaan adanya deteksi dini peyakit dan kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga menyebabkan angka kematian yang sebabkan oleh kanker Ovari meningkat.
Karena belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium 70% kasus ditemukan kasus pada keadaan yang sudah usia lanjut yakni tumor yang menyebar jauh dari ovarium.
Kebanyakan dari khasus keganasan pada ovarium terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut sehingga saat diketahui sudah parah. Biasanya orang yang menderit Ca Ovarium tampak kurus dan perut asites. Karena proses perjalanan penyakit yang ditmbulkan dari kanker tersebut, sehingga penderita mengalami anorexia atau tidak nafsu makan karena mual dan muntah. Sedangkan asites itu sendiri ditimbulkan akibat dari cairan tumor dan tumor itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Ca Ovarium?
2.      Apa saja Etiologi Ca Ovarium?
3.      Apa saja Manifestasi Klinis Ca Ovarium?
4.      Bagaimana Patofisiologi Ca Ovarium?
5.      Bagaimana Anatomi fisiologi sistim reproduksi reproduksi?
6.      Apa saja Klasifikasi, stadium dan derajat Ca Ovarium?
7.      Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Ca Ovarium?
8.      Bagaimana Cara pencegahan Ca Ovarium?
9.      Bagaimana Asuhan keperawatan Ca Ovarium?

C. Tujuan Penulisan
1.      Mampu menjelaskan definisi Ca Ovarium
2.      Mampu memahami etiologi Ca Ovarium
3.      Mampu menjelaskan manifestasi klinis Ca Ovarium
4.      Mampu Memahami patofisiologi Ca Ovarium
5.      Mampu menjelaskan Klasifikasi, stadium danderajat Ca Ovarium
6.      Mampu menjelaskan cara pencegahan Ca Ovarium
7.      Mampu memahami penatalaksanaan Ca Ovarium
8.      Mampu membuat asuhan keperawatan Ca Ovarium

D. Manfaat Penulisan
Setelah membuat makalah ini kelompok dapat memahami tentang Kanker Ovarium dan asuhan keperawatan terhadap klien dengan Kanker Ovarium.


BAB II
PEMBAHASAN


A. Konsep Dasar Penyakit Ca Ovarium
1. Definisi
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker  ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium disebut sebagai the silent lady killer karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

2.      Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:


a.       Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
b.      Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
c.       Faktor Risiko
Diet tinggi lemak, merokok, alcohol, penggunaan bedak talk perineal, riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium, riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium, nulipara, infertilitas, menstruasi dini, tidak pernah melahirkan.

3.      Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
a.       Stadium Awal
Gangguan haid, Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum), Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria), Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium), Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul).
b.      Stadium Lanjut
Penyebaran ke omentum (lemak perut), Perut membuncit, Kembung dan mual, Gangguan nafsu makan, Gangguan BAB dan BAK, Dyspepsia.



4.      Anatomi Fisiologi
a.       Anatomi
Alat kelamin luar :
1)      Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis pubis.Mons banyak mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai dua bulan sebelum wanita haid.
2)      Labia mayora
Labia mayora sangat sensitis terhadap sentuhan, nyeri dan suhu tinggi.Hal ini di akibatkan adanya saraf saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
3)      Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah kritoris ddan menyatu dengan fourchette. Sementara bagiian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan media labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus spesifik. Kelenjar kelenjar labia minora juga melumasi vulva.Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.Ruangan di antara labia minora disebut vestibulum.
4)      Kritoris
Kelenjar sebasea kritoris menyekresi sigma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Fungsi utama kritoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5)      Prepusium kritoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi bagian media dan lateral.Bagian lateral menyatu dibagian atas kritoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian media menyatu dibagian bawah kritoris untuk membentuk frenulum. Kadang kadang prepusium menutupi kritoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti suatu muara yang dapat disalah artikan sebagai meatus uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur struktur dalam vulva dengan seksama.Usaha memasukan kateter ke daerah yang sensitif ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
6)      Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium vagina.
7)      Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.

Alat kelamin dalam :
1)      Ovarium
Sebuah ovarium yang terletak disisi uterus, dibawah dan di belakang tuba falopi. Ovarium memiliki sal yang sama (homolog) dengan testisPada pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.Sebelum menarche permukaan ovarium licin.Setelah maturitas seksual luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan hormon dan memproduksi hormon.
2)      Tuba fallopi
Panjang tuba kira kira 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari bagian sel sel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan yang lain mengeluarkan sekret. Lapisan mokusa paling tipis saat menstruasi. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan- tonjolan infundibulum yang menyerupai jari (fibria) menarik ovum kedalam tuba dengan gerakan gerakan seperti gelombang.
3)      Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular pipih, cekung yang Nampak mirip buah pir terbalik.Pada wanita dewasa berat uterus ialah 60 g (2 ons).Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan padat.
4)      Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu endometrium.Miometrium dan peritoneum parietalis. Endometrium mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat berongga dan lapisan dalam padat menghubungkan endometrium dengan miometrium. Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan lapisan serabut otot polos yang membentang ketiga arah (longitudinal, tranversal dan oblik). Peritoneum palietalis adalah suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih dan serviks.
5)      Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Panjang serviks sekitar 2,5 3 cm. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Serviks pada wania nulipara mempunyai bentuk seperti kumparan yang hampir seperti kerucut bundar, dan agak padat.Karateristik serviks yang paling signifikan ialah kemampuannya merenggang pada saat melahirkan anak pervaginan.
6)      Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks.Kanal uterus pada wanita tidak hamil ditekan oleh dinding otot yang tebal, sehingga kanal hanya merupakan suatu ruangan potensial, datar dan membentuk segitiga.
7)      Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu merenggang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina 7,5 cm sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.

b.      Fisiologi
Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur, masing - masing di kanan dan kiri rahim.Ovarium terletak pada lapisan belakang Ligamentum Latum. Ovarium besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira - kira 4 cm, lebar dan tebal kurang lebih 1,5 cm. Sebagian besar ovarium berada diintraperitoneal dan tidak dilapisi peritoneal. Sebagian kecil ovarium berada didalam Ligamentum Latum, dan di sini masuk pembuluh darah darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang Ligamentum Latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Adapun fungsi ovarium yaitu menghasilkan sel telur ( ovum ) yang matang, menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesterone, dan ikut serta mengatur siklus haid.



Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :
1)      Korteks disebelah luar yang diliputi oleh Epitelium Germinativum yang berbentuk kubik, dan didalam terdiri dari : Tunika Albugine, jaringan ikat di sela - sela jaringan lain, strome, Folikel, de Graaf dal sel-sel granulosum.
2)      Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh - pembuluh darah, serabut - serabut saraf, dan sedikit otot polos.

5.      Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai keluhan makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan cirri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. (Manuaba, 2001 : 400).
Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rectum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertian bila bila tidak menderita kanker ovarium biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker ovarium ini sekitar 200 cc, dan biasanya dalm frekuensi yang sering. Apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut dibagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama, dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah. Pada usia lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menimbulkan keluhan sesak napas, yang kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan rongga perut seperti usus, hati limfa, serta dinding perut.




WOC Ca.Ovarium

Obat kesuburan                                                                                                               Faktor Resiko :
Obesitas     
                                                                              Paparan zat kimia                              - Pernah menderita kanker payudara

Penimbunan lemak                                (Hydrous Magnesium Trisilicate)                       - Riw. Keluarga penderita Ca. payudara /  

Keseimbangan hormonal     Adanya tekanan              Kerusakan pada sel-sel                   Ca. ovarium, kanker kolon dan rahim
    terganggu                        pada sel-sel                      epitel ovarium    
                                            epithelitum ovarium                                                                   sel abnormal( mutasi genetic)


Sirkulas mens dan ovulasi terganggu                          Proses transformasi menjadi sel neoplasti

Menstruasi terganggu                                                  Perubahan sel epitel ovarium menjadi atipik
                                                                 
                                                                                        Sel tumor                                                                                          
                                                                                                                                                                                            Operasi
                                                                                    Ca. Ovarium                                 Penatalaksanaan                    Kemoterapi


                                                            STADIUM 1
           
Pembesaran massa kanker       Bermetastase mengikuti                       Bermetastase ke uterus
                                                Peredaran cairan peritonium


                                                                             Stadium 2
                                                                                                                                        
Penekanan pada             Hambatan yang           Diseminasi limfe              Menekan uterus                 Kurang pengetahuan
Bagian perut bawah       luas pada limfatik       ke kelenjar pelvis                   menekan usus                    
                                       Diafragma                                                                                                         MK: Ansietas
MK: Nyeri                                                               Bermetastase di          Gangguan motilitas
                                          Asites                               pelvis                             usus besar
                                                                       
Pembesaran perut        Penekanan pada diafragma  Penekanan tumor         Gangguan penyerapan
                                                                                 pada pelvis                 lemak dan mikronutrien
Penekanan pada lambung                                                                                     
                                      Memperkecil volume         Disuria                            
Stress lambung                 inspiras                        MK: Gangguan pola     MK: Nutrisi kurang dari
                                                                                    eliminasi urin             kebutuhan tubuh
Produksi asam lambung MK: Gangguan pola
berlebihan                            nafas
           
       Mual                     Anoreksia



6.      Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi :
a.       Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium.Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas.
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1)      Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2)      Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3)      Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4)      Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5)      Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)

b.      Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal.
Germ cell terdiri atas :
1)      Disgermioma
2)      Mixed germ cell tumor
3)      Teratoma imatur
4)      Koriokarsinoma
5)      Endodermal sinus tumor
6)      Embrional karsinoma
c.       Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium)
Terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan.

7.       Stadium Ca Ovarium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International  of  Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
a.       Stadium I   : Pertumbuhan terbatas pada ovarium
-          Stadium Ia
Pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
-          Stadium Ib
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
-          Stadium Ic : Tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
b.      Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul
-          Stadium IIa : Perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
-          Stadium IIb : Perluasan jaringan pelvis lainnya
-          Stadium IIc : Tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
c.       Stadium III : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
-          Stadium IIIa     : Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.

-          Stadium IIIb    : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.

-          Stadium IIIc : Implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

d.      Stadium IV : Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium
a.       Derajat 1 : differensiasi baik
b.      Derajat 2 : differensiasi sedang
c.       Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

8.      Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan dengan :
a.       Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
b.      Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
c.       Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d.       Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e.       X-ray
f.       Pencitraan lain
-          Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh.
-          Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-sel normal.
-          CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam tubuh.
g.      Scanning radioaktif.
h.      Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
i.        Endoskopi

9.      Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Metode terapi utama yaitu :
a.       Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal
Melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain intraperitoneal.
b.      Imunoterapi intraperitoneal
Masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.
c.       Krioablasi argon-helium
Terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.
d.      Terapi intra-arteri
Melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.
Penatalaksanaan yang lain yaitu melalui operasi pengangkatan :
a.       Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
b.      Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
c.       Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.

10.   Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
a.       Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
b.      Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak
menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
c.       Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Andadiikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.



Perempuan  yang  berada  pada  risiko  yang  sangat  tinggi  mengalami kanker  ovarium  dapat  memilih  untuk  memiliki  indung  telur  mereka diangkat  sebagai  cara  untuk  mencegah  penyakit.  Operasi  ini,  dikenal sebagai  profilaksis  ooforektomi,  dianjurkan  terutama  bagi  perempuan yang  telah  dites  positif  untuk  mutasi  gen  BRCA  atau wanita  yang mempunyai  sejarah  keluarga  yang  kuat  payudara  dan  kanker  ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
Studi  menunjukkan  bahwa  ooforektomi  profilaksis  menurunkan risiko  kanker  ovarium  hingga  95  persen,  dan  mengurangi  risiko  kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis  ooforektomi  mengurangi,  tetapi  tidak  sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisamendapatkan yang serupa,  tetapi  jarang  bentuk  kanker  yang  disebut  kanker  peritoneal primer. Selain  itu,  profilaksis  ooforektomi  menginduksi  menopause  dini, yang  dengan  sendirinya  mungkin  memiliki  dampak  negatif  pada kesehatan  Anda,  termasuk  peningkatan  risiko  osteoporosis,  penyakit jantung  dan  kondisi  lain.  Jika  Anda  sedang  mempertimbangkan  setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas prodan kontra dengan dokter Anda.

11.  Komplikasi
a.       Penyebaran kanker ke organ lain
b.      Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
c.       Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
d.      Intestinal Obstructions Usus Penghalang
e.       Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.
B. Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Amnanesa
-          Identitas
-          Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
-          Riwayat kesehatan masa lalu : apakah pernaah mederita kanker payudara, rahim dan lainnya
-          Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
-          Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
-          Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
-          Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah penyakit diketahui
b.      Pemeriksaan fisik
a.       Aktifitas istirahat
Biasanya klien mengalami kelemahan / keletihan, perubahan pada pola tidur karna adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, keringat malam dan factor pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan , tingkat stress tinggi, pemajanan pada zat kimia, toksik dan radiasi.
b.      Seksualitas
Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini. Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur, menopouse dini dan menorrhagia.
c.       Nyeri / ketidaknyamanan
Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat (dihubungkan dengan proses penyakit ), Nyeri tekan pada payudara, demam, ulserasi.
d.      Makanan/Cairan
Kaji kebiasaan diet buruk (mis. rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), Anoreksia, mual/muntah, intoleransi terhadap makanan, perubahan pada berat badan. Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat.
e.       Integritas ego
Faktor stress, merokok, alcohol, menunda mencari pengobatan, masalah tentang lesi / cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, putus asa.
f.       Eliminasi
Pada kanker ovarium Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri saat berkemih, sering berkemih, Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen.
g.      Neurosensori
Pusing, sinkope
h.      Interaksi social
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan, masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran

2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis, penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
b.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus.
c.       Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan difragma
d.      Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk abdomen
e.       Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
f.       Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.

3.      Intervensi Keperawatan

No.
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.
Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis, penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.

Tujuan:
Menghilangkan nyeri
KH:
a.   Nyeri teratasi
b.   Klien merasa nyaman 
Manajemen nyeri :
a.    Kaji nyeri secara komprehensif
b.   Ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
c.    Ajarkan teknik pengendalian nyeri
d.   Kolaborasi pemberian analgetik
e.    Monitor TTV
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus.

Tujuan :
Status nutrisi terpenuhi
KH :
a.    Peningkatan BB
b.   Nafsu makan klien meningkat
Manajemen nutrisi :
a.      Kaji adanya elergi makanan
b.      Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
c.      Kaji kemampuan mendapatkan nutrisi
d.     Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
e.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jenis makanan
3.
Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan difragma
Tujuan :
Kepatenan jalan nafas
KH:
Menunjukkan pola nafas yang efektif
Monitor ventilasi
a.    Monitor pola nafas
b.   Monitor status O2
c.    Batasi aktivitas dan mobilisasi klien
d.   Mengistirahatkan klien dengan posisi semifowler
e.    Kolaborasi pemberian terapi oksigen


C. Contoh Kasus
Ny. B ( 54 tahun ) didiagnosa menderita Ca Ovari stadium IIA. Riwayat kehamilan GP3A1. Masing – masing An. A ( laki – laki 26 tahun ), An. D ( perempuan 22 tahun ), An. H ( perempuan 18 tahun ). Suami Ny.B      ( Tn.G 57 tahun ) bekerja sebagai seorang admin di sebuah perusahaan. Berdasarkan pengakuan Ny. B saudara sepupu jauhnya ada yang menderita penyakit kanker, tetapi kanker payudara. Rencanya Ny. B akan dilakukan operasi untuk mengangkat kankernya 5 hari ke depan. Ny. B mengatakan terasa sakit di perut bagian bawah kanan dengan skala nyeri 7 dan perutnya terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil. Klien tampak meringis menahan sakit dan tampak memegang perutnya, tampak wajah pucat dan keluar keringat. Belakangan menstruasinya tidak teratur dan sangat sedikit saat menstruasi. Klien juga mengatakan BB nya turun dari 52 kg menjadi 46 kg 2 bulan terakhir karena tidak nafsu makan.Tinggi badan klien 165 cm dan klien terlihat kurus dan kuliatnya terlihat kering. Ny. B juga mengatakan cemas dan takut pada operasi yang akan dijalaninya dan tentang penyakitnya. Setiap ada perawat yang datang di kamar, klien selalu bertanya apakah dia bisa sembuh. Klien juga tampak gelisah dan murung. Saat dilakukan pemeriksaan IMT dan TTV didapatkan hasil sebagai berikut :
IMT           = BB/TB2
=46/(1,65)2=16,89
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, Suhu : 37,70C.
1.      Pengkajian
Nama Mahasiswa        : Nadia Filtasari
Tanggal Pengkajian     : 20 April 2014
a.       Identitas
Nama         : Ny. B
Agama       : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan   : Wiraswasta
Status Pernikahan  : Menikah
Alamat       : Bukittinggi
Diagnosa Medis    : Ca Ovarium

Penanggung Jawab
Nama         : Tn. Eko
Agama       : Islam
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan   : Admin di sebuah perusahaan swasta
Status Pernikahan  : Menikah
Alamat       : Bukittinggi
Hubungan dengan klien : Suami

b.      Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah dan perutnya terlihat semakin membesar tampak seperti orang hamil.
c.       Riwayat Kesehatan
i.        Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan bawah, klien juga mengatakan menstruasinya tidak teratur dan sangat sedikit saat menstruasi. Berat badan klien juga turun karena klien tidak nafsu makan. Dokter mendiagnosa Ny. B menderita Ca Ovarium stadium II A.
j.     Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun. Hanya klien sering mengeluh masuk angin dan badannya sering pegal-pegal dan capek. Biasanya klien hanya membeli obat di warung atau di apotek dengan jenis
k.      Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan sepupunya pernah menderita kanker payudara.
d.      Riwayat Obstetri
l.        Riwayat Menstruasi
Menarche                    : umur 13 tahun Siklus teratur
Banyaknya/Lamanya  : 5 hari
HPHT                         : Keluhan :nyeri saat hari 1-3 menstruasi
m.    Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB sejak 4 tahun yang lalu dengan menggunanakan jenis kontrasepsi IUD
e.       Genogram
 









Keterangan :



= Laki – laki



= Prempuan
 


= Klien



= Meninggal

= Tinggal serumah

f.       Pemenuhan Kebutuhan Dasar
n.      Aktivitas dan latihan
Klien mengatakan aktivitas yang klien kerjakan sebatas aktivitas yang ringan saja, misalnya menyapu halaman dan membersihkan rumah. Untuk mengangkat benda berat klien mengeluh semakin nyeri.
o.      Tidur dan istirahat
Sejak mengeluh nyeri pada abdomennya klien mengatakan sering terbangun saat tidur karena nyeri yang dirasakannya.
p.         Kenyamanan dan nyeri
Klien mengatakan nyeri yang dirasakannya sangat mengganggu. Saat dilakukanpengkajian nyeri didapatkan :
P          : Saat klien beraktivitas
Q         : Nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk dan nyeri
  terasa seperti ditekan dan panas
R           : Abdomen
S           : Skala nyeri 7
T           : Sekitar 15 menit
q.      Nutrisi
Sejak mengeluh nyeri pada abdomennya klien mengatakan nafsu makannya kurang. Klien sangat suka mengkonsumsi goreng-gorengan dan makanan yang dibakar, klien juga suka mengkonsumsi minuman bersoda.
A         : Antopometri (BB : 46kg, TB;165cm, LILA : , IMT;16,89,)
B         : Biokimia (px Lab àHb :11g/dl , Ht : 45% ,
  Albumin :  2,5g/dl)
C         : Clinis (penampilan klien : klien terlihat lemah)
D         : Diet ( klien makan bubur dengan tinggi kalori dan tinggi
  protein)
r.        Cairan, elektrolit dan asam basa.
Klien mengatakan dalam sehari klien hanya minum sekitar 6 gelas perhari dengan ukuran gelas belimbing ( 200cc ).
Minum 6 gelas/hari      = 6 x 200 = 1200 ml
Infus 500cc/7 jam        = 7 x 500 = 3500 ml
Air metabolisme = 5/kg BB/hari = 5x46 = 230 ml
Intake                  = 1200 + 3500 + 230 = 4930
Urine                   = 3 x 300 = 900ml/hari
Feses                   = 100ml/hari
IWL                     = 15/kgBB/hari = 15x46 = 690 ml
IWL                     = IWL + 200 (suhu sekarang – 370C)
    = 690 + 200 + (37,7-37)
    = 890,7
Output                = 900 + 100 + 890,
   = 1890,7
BC                      = Intake – Output
   = 4930 – 1890,7
   = 3039,3 ml
pH                      = 7,4


s.       Eliminasi fekal/bowel
Klien BAB normal dalam sehari 1X, klien mengatakan jarang sekali menderita diare. Tetapi klien mengatakan akhir-akhir ini klien sering konstipasi.
t.        Eliminasi urin
Klien tidak mengalami masalah pada saat BAK , hanya saja akhir-akhir ini saat BAK klien merasa agak nyeri.


g.      Pemeriksaan Fisik
u.      Keadaan umum           : Pasien tampak lemah
v.      Pemeriksaan TTV       : TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit,
  RR : 26x/menit, Suhu : 37,70 C.
-          TB/BB                        : 165 Cm / 52 Kg
-          Kepala
Bentuk kepala klien simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada hematom, rambut klien bersih tidak rontok.
-          Muka
Bentuk muka klien simetris, muka klien nampak pucat dan berkeringat, tidak ada lesi pada muka klien.
-          Mata
Sklera klien berwarna putih bersih, terdapat sekret pada mata, konjungtiva anemis.
-          Hidung
Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, tidak ada lesi juga tidak ada epistaksis, tidak ada polip.
-          Mulut
Pada pemeriksaan bibir klien didapatkan bibir klien kering, tidak ada stomatitis.
-          Telinga
Pada telinga klien bentuknya simetris, telinga klien sedikit kotor.

-          Leher
Pemeriksaan leher ,tidak terdapat pembesaran pada kelenjar thyroid, tidak ada kaku kuduk, reflek menelan baik, dan saat dilakukan pengukuran JVP didapatkan nilai 2 yang berarti tidak ada pelebaran JVP
-          Torax
·         Paru-Paru
Insfeksi      : Bentuk dada simetris
Palpasi       : Vokal fremitus nya sama antara kanan dan kiri
Perkusi      : Pekak
Auskultasi : Bronkovesikuler
·         Jantung
Inspeksi     : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi       : Katup teraba kuat, katup pulmonal teraba kuat,
  katup trikuspidalis teraba kuat, iktus kordis teraba
  kuat.
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 normal.
-          Abdomen
Inspeksi           : Abdomen klien asites
Auskultasi       : Peristaltik usus (+)
Palpasi             : Nyeri tekan (+) dan Keras
Perkusi : Tympani

-          Genetalia
Genitaliaklien warnanya sama dengan warna kulit, tidak terdapat lesi pada vulva, ada cairan abnormal pada genitalia klien. Pada palpasi tidak terdapat nyeri.
-          Ekstremitas
Tonus klien lemah, klien tidak bertenaga.
-          Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori. Kllien juga tidak menggunakan alat bantu peenglihatan dan alat bantu untuk berjalan. Pendengaran klien masih normal dan tidak mengalami gangguan. Penciuman klien masih normal.
h.      Riwayat Psikososioal Budaya Dan Spiritual
Psikologis  : Klien mengatakan cemas, klien juga takut terhadap
  penyakitnya bisa sembuh atau tidak.
Sosial         : Kehidupan sosial sehari-hari dengan tetangganya baik.
  Klien juga mengikuti arisan di lingkungan tempat
  tinggalnya.
Budaya      : Klien menganut Bali yang sangat kuat, walaupun dirinya
  sekarang tinggal di Jawa.
Spiritual   : Klien mengatakan bahwa dirinya seorang pemeluk islam
  yang taat. Klien rajin melaksanakan perintah untuk
  beribadah.

i.        Pemeriksaan Penunjang
-          USG : perut dan panggul menunjukkan massa ovarium dan ascites.
-          Rontgen thorax : didapatkan efusi pleura
-          Pemeriksaan laboratorium
Hb :11g/dl, Ht : 45% , Albumin : 2,5g/dl
-          Pemeriksaan serum CA 125 : 50 U/L ( normal : 35 U/L)
j.        Program pengobatan
Cairan IV              : Terpasang infuse RL
Obat peroral          : Asam mefenamat 500mg per oral.
Analisa Data
No.
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1.
DO :
-    Klien tampak meringis menahan sakit dan tampak memegang perutnya
-    Klien terlihat pucat dan mengeluarkan keringat
-    Perut klien terlihat semakin membesar tampak seperti orang hami
TD : 100/70 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 37,70 C.
DS :
-       Klien mengatakan terasa sakit di perut bagian bawah kanan
-       Skala nyeri klien 7

Proses Pertumbuhan/Perkembangan sel Kanker

Nyeri
2.
DO :
-    Klien terlihat kurus dan kulitnya terlihat kering
-    IMT = 16,89
DS :
-    Klien mengatakan BB nya turun dari 52 kg menjadi 46 kg 2 bulan terakhir karena tidak nafsu makan Ketidak mampuan untuk mencerna makanan




Anorexia, Ketidak mampuan untuk mencerna makanan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3.
DO :
-    Klien tampak gelisah dan murung.
-    TD : 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 37,70C.
DS :
-    Klien mengatakan cemas dan takut pada operasi yang akan dijalaninya
-    Setiap ada perawat yang datang di kamar, klien selalu bertanya apakah dia bisa sembuh. Status kesehatan Cemas


Status kesehatan

Ansietas



2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan/perkembangan sel kanker
b.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, ketidakmampuan mencerna makanan
c.       Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
3.      Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.
Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan/perkembangan sel kanker

Tujuan:
Menghilangkan nyeri
KH:
Nyeri teratasi
Klien merasa nyaman 
Manajemen nyeri:
a.    Lakukan manajemen nyeri secara komprehensif
b.    Kaji ketidaknyamanan secara tidak verbal
c.    Ajari untuk menggunakan teknik nonfarmakologi
d.   Anjurkan untuk istirahat/tidur yang adekuat
e.    Monitor manajemen nyeri yang dilakuakn
Pemberian analgetik :
a.    Kaji riwayat alergi
b.   Periksa order obat dosis analgetik yang diberikan
c.    Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik
d.   Tentukan jenis analgetik yang diberikan
e.    Monitor pemberian analgetik selama 24 jam
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, ketidakmampuan mencerna makanan

Tujuan :
Status nutrisi terpenuhi
KH :
a.   Peningkatan BB
b.   Nafsu makan meningkat
Manajemen nutrisi :
a.    Kaji riwayat alergi terhadap makanan
b.   Anjurkan makan sedikit tapi sering
c.    Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
d.   Kaji makanan yang klien sukai
e.    Berikan informasi tentang nutrisi
3.
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
Tujuan :
Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
KH :
Berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya
a.      Dengarkan dengan seksama apa keluh kesah klien
b.     Berikan solusi yang relevan
c.      Berikan informasi tentang kesehatan klien
d.     Temani klien dalam memutuskan sesuatu
e.      Berikan humor ringan kepada klien




BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya Hipotesis incessant ovulation, Hipotesis androgen, Faktor Risiko.
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik, Stadium Awal dan Stadium lanjut. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
Perempuan  yang  berada  pada  risiko  yang  sangat  tinggi  mengalami kanker  ovarium  dapat  memilih  untuk  memiliki  indung  telur  mereka diangkat  sebagai  cara  untuk  mencegah  penyakit.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pembaca bisa memahami masalah tentang Ca. Ovarium agar dapat dicegah sedini mungkin dan agar berhati hati dalam pemakaian alat kontrasepsi KB dan menjaga pola makan dan mengurangi pengonsumsian makanan jenis karsinogenik yang menjadi pemicu kanker.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar