Hidup adalah perjuangan

Senin, 12 Oktober 2015

Askep Psoriasis

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segiumur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.
Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan.
Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk terserang penyakit ini.



B. Rumusan Masalah
1.    Apakah Definisi Psoriasis?
2.    Apakah Etiologi Psoriasis
3.    Apa Manisfestasi klinik Psoriasis?
4.    Bagaimana Patofosiologi Psoriasis?
5.    Bagaimana Penatalaksanaan dan Asuhan Keperawatan Psoriasis?

C. Tujuan Penulisan
Dengan makalah ini di harapkan pembaca khususnya mahasiswa mampu memahami tentang Definisi, Etiologi, Manisfestasi klinik, Patofosiologi, Kompikasi, Penatalaksanaan, serta asuhan keperawatan Psoriasis.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.(Price, 1994).
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas ditandai dengan papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama tebal berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak / mika. Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi  6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel normal.±dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne).
Psoriasi adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005)
Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat.(Siregar, 2005).

2. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:


a.    Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya.Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya trauma.
b.    Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh
c. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.
d.   Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause.Psoriasis cenderung membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.
e.    Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
f. Metabolik
g. Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
h.  Obat-obatan
·      Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
·      Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan efek “withdrawal”.
·      Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai pencetus psoriasis.
·      Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
·      Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.
i.      Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :
·      Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.
·      Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik. 
·      Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
·      Emosi tak terkendali.
·      Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah , misalnya mengandung alcohol.

3. Manifestasi Klinis
a.    Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
b.    Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

5. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
a.    Terjadi peningkatan “turnover” epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
b.    Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-tempat tertentu.
c.    Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:  
1)   Peningkatan replikasi DNA
2)   Berubahnya kadar siklik nukleotida.
3)   Kelainan prostaglandin dan prekursornya
4)   Berubahnya metabolisme karbohidrat.

Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan.Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas.Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal.Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) sikli. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini.Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

6.    Pemriksaan Penunjang
a.    Biopsi sel

7.    Penatalaksanaan
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan sistemik.
a.    Terapi topical
reparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.
1)   Formulasi ter
Mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.



2)   Anthralin
Preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.
3)   Kortikosteroid
Topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
b.    Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.
c.    Terapi sistemik
1)   Metotreksat
2)   Hidroksiurea
3)   Siklosporin A
4)   Retinoid oral
5)   Fotokemoterapi
6)   Terapi PUVA 
7)   Terapi sinar ultraviolet B (UVB)
8)   Etretinate (Tergison)



B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a.    Identitas
Dalam  identitas biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.
b.    Keluhan utama
Tanyakan apa yang dirasakan oleh klien saat dibawa ke rumah sakit
c.    Riwayat Kesehatan sekarang
·      Tanyakan mulai kapan gejala timbul
·      Tanyakan perjalanan penyakit, apakah terus menerus dari ringan, sedang, sampai berat
·      Apakah keluhan dirasakan hilang timbul
·      Tanyakan apakah pada saat/musim tertentu
·      Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan tertentu
d.   Riwayat Kesehatan Dahulu
·      Tanyakan pada klien apakah pernah menderita penyakit ini sebelumnya
·      Tanyakan pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
e.    Riwayat Kesehatan Keluarga
·      Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien
·      Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien
f.     Pola Nutrisi Metabolik
·      Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan
·      Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas
·      Jenis makanan yang disukai
·      Napsu makan menurun
·      Muntah-muntah
·      Penurunan berat badan
·      Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan
·      Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.
2. Diagnosa Keperawatan
a.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
b.    Gangguan Body image berhubungan dengan ketakutan perubahan bentuk tubuh
c.     Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
d.   Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
3. Intervensi
No.
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
Tujuan :
Kerusakan integritas kulit dapat teratasi
KH :
a.    Area terbebas dari infeksi lanjut
b.    Kulit bersih, kering, lembab.

a.    Kaji keadaan kulit
b.    Kaji keadaan umum dan observasi TTV
c.    Kaji perubahan warna kulit
d.   Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering
e.    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat – obatan
2.
Gangguan Body image berhubungan dengan ketakutan perubahan bentuk tubuh

Tujuan :
Ketakutan teratasi



KH :
a.    Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis
b.    Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak efektif
c.    Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.

a.    Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis
b.    Gunakan sentuhan sebagai toleransi
c.    Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaptif digunakan
d.   Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya
e.    Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal
f.     Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya

3.
Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
Tujuan :
Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi
KH :
a.    Pasien tampak rileks
b.    Pasien mendemonstrasikan /menunjukan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber secara efektif
c.    Tanda-tanda vital normal
d.   Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
a.   Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab
b.   Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
c.   Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas misalnya marah, takut, ragu
d.  Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
e.   Diskusikan perilaku koping alternatif dan teknik pemecahan masalah




BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.( Price, 1994).
Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi  6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel normal.±dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne).
Etiologi dari psoriasis yaitu Trauma, Infeksi, Iklim, Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh, Faktor endokrin, Sinar matahari, Metabolik, Hipokalsemia dan obat-obatan dapat menimbulkan psoriasis.


B. Saran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar